18 October 2009

Membuat karyawan betah

Apa yang menyebabkan karyawan ngga mau resign alias betah? Gaji besar? benefits bagus? kantor yang cool? kantin yang funky? engga juga tuh, setidaknya begitu menurut Gallup.

Dari hasil penelitian mereka ke 100 ribu karyawan dari 2500 unit kerja di 24 perusahan dari berbagai jenis industri, mereka mendapatkan ada lima hal yang menjadi faktor utama penyebab betahnya karyawan untuk bertahan dalam suatu perusahaan:

1. Pemahaman akan kontribusi yang diharapkan: maksudnya bila karyawan tahu dengan jelas apa kontribusi yang bisa ia berikan dan diharapakan perusahaan darinya, maka si karyawan akan senang dalam bekerja. Ia merasa pekerjaannya penting dan karenanya harus melakukan pekerjaan denga benar agar target besar perusahaannya tercapai.

2. Alat bantu kerja yang pas: karyawan akan senang dalam bekerja bila dibantu peralatan - baik fisik maupun non fisik seperti informasi - yang memang mendukung dan pas bagi dirinya agar mampu berkontribusi.

3. Berkesempatan melakukan hal terbaik setiap hari: Karyawan akan betah bila dalam keseharian kerjanya ia dapat melakukan hal-hal yang memang bisa ia lakukan dengan sangat baik. Ini artinya karyawan akan senang bila kerjaannya memang pas dengan skill, knowledge dan bakatnya, alias right fit.

4. Dihargai sebagai pribadi: karyawan akan senang bila atasan dan teman-teman kerjanya memperlakukan dirinya sebagai pribadi yang utuh dan apa adanya.

5. Pendapatnya didengar: karyawan juga akan betah bila ia tahu bahwa atasan dan teman-temannya menghargai pendapat yang ia sampaikan.

Kalau dilihat-lihat ke lima hal itu, ternyata:

a. Ngga ada kaitan dengan besarnya gaji atau pendapatan, dengan mewahnya fasilitas kerja, dengan nama besar perusahaan, dengan hebat atau kharismatiknya sang CEO perusahaan.

b. intervensi perusahaan ke karyawan ngga terlalu efektif karena beragamnya cara untuk mengintervensi ke lima hal tersebut yang amat tergantung dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing karyawan.

c. peran atasan langsung sangat-sangat besar dan sentral untuk membuat ke lima hal tersebut terjadi, baik bagi si karyawan maupun bagi teman2 karyawan, karena memang hanya si Line Managernya yang bisa :

  • menjelaskan secara rinci arti penting dan hubungan pekerjaan karyawan dengan target besar perusahaan,
  • menentukan dan memberikan alat bantu yang tepat bagi si karyawan untuk menunjang karyawan dalam bekerja,
  • mengetahui kelebihan-kelebihan dan bakat karyawan sehingga mampu menempatkannya pada pekerjaan yang sesuai dengan kelebihan itu.
  • membangun suasana saling peduli dan menghargai antar anggota tim kerja sehingga seorang karyawan merasa menjadi pribadi yang utuh di tempat kerjanya
  • membentuk suatu budaya mendengar dan menghargai pendapat orang dalam tim kerja, sehingga seorang karyawan merasa pendapatnya dihargai oleh atasan dan teman kerjanya.

Kita tentunya pernah dengar kiasan yang bilang "karyawan resign bukan meninggalkan perusahaan, melainkan line managernya." Temuan Gallup ini setidaknya membuktikan bahwa kiasan itu ada benernya.

2 comments:

bukik said...

kereeeen
aku suka kesimpulan bahwa employee engagement itu tidak berkaitan dengan uang

Landy said...

yupp bukik... bwat saya, ini malah seperti 'kisah nyata:)'... bayangin, kerja ngurusin engagement tapi resign krn ngga engaged....:)