11 October 2009

Catatan dari Padang

...All dead all dead
But I should not grieve
In time it comes to everyone
All dead all dead
But in hope I breathe
Of course I dont believe
Youre dead
And gone...
All dead...
And gone...
*queen - all dead,all dead


Baru kali ini gue merasa malu pernah belajar jurnalistik. 'Kali ini' itu ketika gue di Padang, saat tanggap darurat paska gempa lalu.

Saat di Padang beruntunglah gue dapet penginepan di hotel hangtuah * thanks to pak eddy*. Di hotel itu dipenuhi juga wartawan media asing. Mereka hebat-hebat. Kerja tak kenal waktu mengejar deadline. Netbook mereka lincah bekerja, tak cuma utnuk menulis berita, namun juga untuk edit video.

Hari kedua di padang, barulah mulai rasa enek gue ke wartawan-wartawan itu. Dari pagi sampe malem beritanya melulu tentang hancur, mati, tertimbun, rusak parah, merintih... blom lagi di tv lokal ngga kalah rintonya, adegan anak nangis diulang-ulang untuk setiap breaking news tentang gempa... hah mual.

"Give us a good news lah..." gitu teriak gue ke seorang wartawan strait times dari singapur. Ia nampaknya paham kesebalan gue, sekaligus cerita gimana ia mengcover gadis cilik yang selamet dari gempa dalam liputannya.

"Bad news is a good news". Begitulah ajaran junalistik kapitalis yang diajarkan di sekolah-sekolah komunikasi di indonesia. Semakin baaad semakin goood.

Padahal, sepemahaman gue setelah ngobrol sana-sini dengan teman2 di padang, mereka butuh banget keceriaan, butuh motivasi untuk nerusin hidup, butuh penguat-penguat modelan 'ayo kamu pasti bissaa...'. Mereka ngga butuh-butuh banget belas kasihan.

Untuk wartawan peliput bencana, challenge elo semua gimana caranya ngeliput bad news dengan tone positif. Ngeliput bencana tanpa harus semakin bikin down korban bencananya.

link ke media yang ngga 'bad news is a good news'
http://www.goodnewsnetwork.org/
http://www.happynews.com/

No comments: