27 June 2008

Pentingnya Memiliki Perlengkapan Kerja yang Tepat

Q2 dari Q12: Saya memiliki materi dan perlatan yang saya perlukan untuk melakukan pekerjaan saya dengan benar

Setelah memahami apa yang menjadi ekspektasi atasan terhadap pekerjaan kita, maka selanjutnya kita bisa menentukan alat-alat bantu apa saja yang kita butuhkan. Alat bantu dapat berupa berbagai hal seperti perlengkapan elektronik, alat tulis, software, sistem jaringan, internet, kamera, laptop, pc, informasi-informasi dan bahkan dapat pula keanggotaan dalam suatu klub profesi.

Biasanya, setiap perusahaan memiliki standar alat bantu yang diberikan kepada seluruh karyawannya. Di luar alat bantu standar, jenis pekerjaan akan menetukan alat-alat bantu tambahan. Alat bantu tambahan ini bisa saja berbeda dari satu bagian ke bagian lain, bahkan dalam satu bagian dengan jenis pekerjaan yang sama, dapat saja karyawannya membutuhkan alat bantu yang berbeda.

Contohnya dalam suatu tim kerja penjualan, seluruh anggota timnya mendapatkan laptop. Namun bisa saja laptop tersebut sangat bermanfaat bagi si Badu, misalnya, yang menggunakannya sebagai ’pusat informasi’ dalam mengelola nasabah. Sebaliknya, laptop tersebut tidak begitu bermanfaat bagi si Budi yang lebih mengandalkan telepon untuk mengelola nasabahnya. Memaksa si Budi untuk mengikuti cara Badu dalam memanfaatkan laptop dapat mengakibatkan tidak efektifnya kerja Budi.

Dalam menentukan alat-alat bantu tambahan tentunya memerlukan pertimbangan-pertimbangan karena memang perusahaan pastilah memiliki keterbatasan-keterbatasan. Pertimbangan tersebut misalnya adalah:

  • Bagaimana alat bantu tersebut membantu diri kita dalam menyelesaikan pekerjaan?
  • Bagaimana alat bantu tersebut membantu tim kerja atau perusahaan menciptakan nilai tambah?
  • Bagaiman alat bantu tersebut meningkatkan kepuasan nasabah?

Dengan melihat ketiga dimensi tersebut maka kita dapat menentukan apakah alat bantu tambahan yang kita butuhkan itu memang perlu kita miliki.

20 June 2008

Pentingnya Mengetahui Ekspektasi Secara Tepat

Q nomor 1 dari Q12: Saya paham apa yang diharapkan dari saya dalam pekerjaan

Mengetahui apa yang diharapkan atasan tentang apa yang menjadi pekerjaan kita merupakan panduan utama untuk berprestasi dalam bekerja. Dengan mengetahui harapan atau ekspektasi tersebut secara tepat, maka jelas pula apa yang dimaksud dengan hasil terbaik dalam pekerjaan kita.

Sebaliknya, ketidaktahuan kita terhadap harapan atau ekspektasi atasan tentang pekerjaan kita, menyulitkan kita untuk tahu apa yang dimaksud dengan hasil terbaik dari pekerjaan kita. Ujung-ujungnya, berpengaruh pada penilaian hasil kerja saat evaluasi penilaian kerja di akhir tahun.

Untuk itu, bila merasa tidak tahu apa yang diharapkan atasan mengenai pekerjaan kita, segera saja lakukan:
- minta waktu atasan untuk mendiskusikan harapan atau ekspektasinya,
- rumuskan definisi secara jelas target kerja seperti apa yang harus kita capai agar dapat memenuhi harapan atau ekspektasinya.
- sepakati dengan atasan definisinya.
- lebih baik lagi bila hasil diskusi itu dicatat secara tertulis

Perlu diingat, prosedur atau langkah-langkah dalam melakukan sesuatu bukanlah hasil dari pekerjaan, namun proses dalam bekerja. Langkah–langkah tersebut adalah standar minimum yang harus kita lakukan untuk menghasilkan sesuatu. Apa yang dihasilkan melalui langkah-langkah tersebutlah yang memiliki nilai dalam prestasi kerja.

Untuk itu, bila pekerjaan kita sehari-hari melaksanakan satu atau dua dari berbagai langkah prosedur, maka kita perlu mencari tahu, mengapa langkah-langkah tersebut penting? Nilai atau hasil apa sesungguhnya yang akan dicapai bila kita menjalankan langkah-langkah tersebut?

Dengan mengetahuinya maka kita bisa memikirkan perbaikan-perbaikan yang mungkin dilakukan dalam pekerjaan kita, sehingga keseluruhan langkah menghasilkan nilai atau hasil yang lebih baik, dan yang paling penting kita bisa melebihi ekspektasi atasan kita!

Mengetahui ekspektasi adalah hak kita sebagai karyawan yang timbul sebagai akibat kewajiban yang telah kita penuhi untuk siap bekerja dalam perusahaan. Bila hak ini tidak kita manfaatkan, kita sendirilah yang paling rugi, karena tidak memiliki pegangan untuk membuktikan keberhasilan kita dalam menjalankan suatu pekerjaan.