08 May 2008

Competency-based VS Strengthsbased

Seorang kawan, demi mengetahui kegemaran gue belajar strengthsbased, bertanya mengenai bedanya strengthsbased dengan competency-based. Gue pun dengan berapi-api menjelaskannya sebisa mungkin dan se-sok-tau mungkin. Maklum, tentang strengthsbased ini gue juga masih taraf belajar kok:).

Gue jelasin deh kalo strengthsbased fokus pada kelebihan sesorang, sedangkan competency-based fokus pada area of improvement alias kekurangan yang perlu diperbaiki. Asumsinya juga beda banget, bila competency-based berasumsi bahwa setiap orang bisa didevelop untuk mencapai suatu level of competence tertentu, maka si strengthsbased berasumsi bahwa karena setiap orang itu unik, maka potensi pengembangan terbaiknya justru ada di kelebihannya.

Makin lama, kondisi obrolan perbadingan itu makin panas. Si kawan gue itu ternyata gak terima begitu aja. "Gimana bisa competency-based disalahin?" gitu kira-kira yang ada dipikirannya.

Lama-lama gue insap juga. Ngapain juga gue ikut-ikutan ngotot mbandingin strengthsbased dan competency-based? Kenapa juga gue ngga cuek aja mo orang bilang competency-based lebih bagus kek, strengthsbased lebih jelek kek, apa peduli gue?

Yang penting, strengthsbased udah memberdayakan diri gue untuk bisa jadi gue apa adanya, karena dibalik segala kelemahan yang gue punya, liwat strengthsbased, gue nemuin kelebihan-kelebihan diri gue yang membuat gue pede dengan pengembangan karir dan diri gue, gue juga terhindar dari stress di tempat kerja. Dan yang paling penting, kinerja gue juga kebawa oke.

Jadi, bagusan mana competency-based sama strengthsbased?
Emang gue pikirin...

No comments: