06 March 2013

Asal Usul Employee Engagement

Apa sih employee engagement itu? trend dalam manajemen kah? atau kumpulan teori hasil penelitian kah?

Kalau sekedar trend, maka dengan mengetahui definisinya, kita bisa mencernanya secara akal sehat, secara common sense. Jadi bila engagement diartikan keterlibatan emosional, secara akal sehat kita sudah bisa duga bila karyawan dibaik-baiki ia bisa engage.

Sayangnya engagement bukan trend, tapi hasil dari penelitian-penelitian. Repotnya kalau hasil penelitian, sedikit banyak perlu tau asal usulnya, sehingga tidak cepat-cepat loncat pada suatu kesimpulan.

Adalah aliran Psikologi Positif yang melihat engagement secara ilmiah, dipelopori hasil penelitian Mihaly Csikszentmihalyi tentang Flow, yaitu kondisi dimana seseorang mengalami keterlibatan/engagement yang ditandai dengan keasyikan hingga lupa waktu saat menjalani suatu aktivitas, dimana ia merasakan kenikmatan mendalam dan kebahagiaan dalam melakukan aktivitas tersebut.

Orang dapat mengalami flow saat melakukan aktivitas kesenian, olahraga, pekerjaan, hubungan dengan orang lain, di mana mereka berkesempatan menggunakan kekuatan/strengths mereka untuk menjawab tantangan yang dihadapi secara menyenangkan.

Martin Seligman, 'Bapak'nya psikologi positif, melalui skema PERMA (Positive emotion, Engagement, Relationship, Meaning, Accomplishement) menempatkan Enagagement ini sebagai salah satu hal yang harus dicapai bila seseorang ingin mencapai kehidupan yang bahagia sejahtera lahir batin. 

Organisasi Gallup -  pelopor psikologi strengths/kekuatan, sebuah ranah kajian dalam psikologi positif - secara sistematis melakukan penelitian-penelitian tentang mengapa ada orang-orang yang hebat bekerja secara extra miles di perusahaan.

Hasilnya adalah konsep behavioral economy yang diterjemahkan dalam Gallup Path. Salah satu dari path itu adalah Engaged Employee sebagai hasil dari adanya seorang Great Manager di tempat kerja.

'Tugas' dari seorang Great Manager adalah memilih dan mengetahui kelebihan/strengths dari setiap anak buahnya, dan kemudian menempatkan si anak buahnya ke pekerjaan yang sesuai dengan kelebihannya itu, dan kemudian memenuhi kebutuhan-kebutuhan si anak buah: kebutuhan dasar sebagai pekerja , kebutuhan untuk berkinerja baik, kebutuhan bekerja sama dan diterima dalam team kerja, dan kebutuhan untuk berkembang.

Secara singkat, hasil penelitian Gallup itu menyimpulkan manajer adalah kuncinya. Kalau seorang manajer berhasil menjalankan syarat-syarat menjadi Great Manager, maka ia akan memiliki tim kerja yang 'engaged'.

Dari obrolan di atas, terlihat bahwa syarat mutlak untuk meningkatkan employee engagement, kita - manajer dan perusahaan - harus percaya dulu bahwa setiap karyawan itu unik dan memiliki kelebihan yang berbeda satu dengan lainnya, sehingga harus diperlakukan sesuai dengan keunikannya masing-masing, satu per satu.

Bisa? bisa...
Mau? Hmmmm.